Jumat, 30 Oktober 2020

MENJADI GURU LUAR BIASA

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 12

Pemateri           : Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Keberadaan guru yang profesional merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya, terlebih di era Pandemi Covid-19 ini. Sudah delapan bulan wabah ini melanda negara kita, selama itu pulalah sistim pendidikan di negara kita berubah. Terutama pada sistim pembelajaran dimana biasa dilakukan dengan tatap muka sekarang berubah total menjadi pembelajaran daring.

Tidak mudah bagi kita guru untuk menjalani perubahan pembelajaran itu secara tiba-tiba. Banyak sekali kendala yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan IT. Sangat banyak diantara kita guru yang belum mahir dalam memanfaatkan IT pada pembelajaran, untuk itu kita dituntut untuk menjadi seorang guru yang tidak biasa. Kita harus menjadi guru yang luar biasa dengan segala kemampuan untuk melaksanakan proses pembelajaran dimasa pandemi ini. Kondisi inilah yang membuat narasumber hebat kita malam ini mengangkat topik “bukan guru biasa”. Karena beliau sendiri bukanlah guru biasa.

Ibu Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD adalah seorang guru yang memiliki segudang prestasi yang luar biasa. Wanita cantik kelahiran Kuningan pada tanggal 13 September 1984 ini mengabdikan dirinya di SDN Waihibur Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain sebagai pendidik, beliau juga seorang blogger yang inspiratif. Penulis hebat alumni gelombang 4 kelas ini yang naskahnya tembus ke penerbit mayor. Ibu Tere ingin berbagi pengalaman dan memotivasi para peserta di kelas menulis ini agar dapat meningkatkan prestasi dan kompetensi diri sebagai seorang pendidik di masa pandemi.

Ibu Theresia sering dipanggil dengan sebutan Cikgu Tere. Panggilan ini diabadikan pada alamat blognya yaitu https://www.cikgutere.com. Menurut Cikgu Tere semua peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis di kelas ini adalah guru-guru yang hebat dan luar biasa. Mengapa demikian?. karena saat ini kita berada dalam masa pandemi, dimana kita dipaksa untuk beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Dan disetiap perubahan, pasti kita akan mengalami situasi yang tidak nyaman akibat dari ketidakbiasaan. Banyak guru di luar sana yang memilih untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman.

Hal ini tentunya akan menjadikan situasi pandemi ini sebagai sebuah masalah atau bahkan musibah. Namun, tak sedikit juga guru yang justru menemukan berkah dibalik musibah ini. Yang tadinya tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis teknologi, sekarang sudah piawai menyelenggarakan kelas online, bahkan bisa mengajari rekan guru yang lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang bisa menulis buku. Dan masih banyak kisah sukses lainnya. Nah, guru-guru hebat di kelas ini termasuk guru yang menemukan berkah dimasa pandemi karena dapat menyesuaikan diri terhadap kondisi serta mampu meningkatkan kompetensi diri terutama dibidang literasi. Sehingga Cekgu Tere menggolongkannya menjadi guru yang bukan guru biasa.

Berkaitan dengan dunia kepenulisan Cekgu Tere juga pernah bergabung dalam kelas menulis ini. Ada beberapa alasan beliau tertarik untuk bergabung di kelas menulis, diantaranya adalah:

1.    Hobi menulis tersalurkan.

2.  Dapat meng-upgrade skill menulis, bergabung dengan para penulis dapat membuat kita terus termotivasi untuk belajar jurus-jurus baru dalam menulis.

3.   Mengekspresikan diri, menulis adalah merupakan sarana untuk menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif.

4. Sebagai jembatan untuk meraih prestasi. Menulis dapat mendatangkan banyak manfaat, diantaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis.

Selama mengikuti kegiatan belajar menulis di kelas ini beliau banyak sekali mendapat ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan terkait dunia menulis. Berawal dari menulis resume sebagai rangkuman materi belajar, sampai menulis artikel untuk lomba. Bahkan menulis bacaan untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran dan menulis buku untuk berbagai kepentingan. Banyak proses yang harus dilalui untuk dapat menulis artikel dan buku. Perlu jam terbang, konsistensi, dan kesadaran dari diri masing-masing.

Berkaitan dengan jam terbang, menurut Cekgu Tere hal ini adalah yang paling penting bagi seorang penulis. Terutama untuk mencegah terjadinya writter blocks. Bagi para penulis pemula, hal ini sering terjadi, apalagi jika kita termasuk orang yang menulis dengan mengandalkan suasana hati. Menulis harus dilakukan di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya. Agar jam terbang terus meningkat.

Agar dapat menulis buku dengan baik, Cekgu Tere membagikan pengalamannya kepada peserta kelas ini. Pengalaman tersebut beliau rangkum dengan kata IDOLA.

I = Identifikasi topik menarik

D = Daftar semua judul luar biasa

O = Outline terperinci akan membantu

L = Lanjut menulis isi bab

A = Atur layout sesuai permintaan penerbit.

Dipenghujung pertemuan malam ini, Cekgu Tere menyampaikan bahwa tidak ada seorang penulis yang langsung besar. Semuanya berawal dari penulis yang kecil dulu, namun lama kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang asalkan terus konsisten dalam menulis. Tulisan yang dihasilkan harus upload di blog maupun media sosial lainnya. Dan tak kalah pentingnya, bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan sendiri ketika sudah selesai menulis, agar dapat berlatih objektif sehingga tulisan akan tetap terjaga kualitasnya.

Rabu, 28 Oktober 2020

GURU HARUS PROFESIONAL DAN KAYA

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 11

Pemateri           : Betti Risnalenni  

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

 

Hampir terlena dan terbuai dengan waktu libur dan acara seminar guru blogger tadi siang yang membuat saya agak terlambat masuk kelas. Dengan sedikit terburu-buru saya langsung menyambar gawai yang dari tadi tersambung dengan charger-nya, begitu di buka ternyata kelas sudah dikunci dan pemateri sudah mulai menyampaikan materinya. Saat membaca uraian materi yang disampaikan kembali ada kejutan baru disini. Materi kali ini tidak ada menyinggung cara atau trik tentang menulis walaupun ini adalah kelas menulis, walaupun demikian apa yang disajikan sangat menarik karena berhubungan dengan profesi sebagai seorang guru. Pemateri malam ini adalah Ibu Betti Risnalenni seorang guru yang sukses menjalankan usaha boganya. Sangat penasaran jadinya, kok bisa ya…. Yuk kita simak penjelasan Bu Betti tentang karier usahanya.

Bu Betti bukan seorang penulis tapi pernah menulis. Beliau adalah seorang guru yang merintis karier sampai memiliki usaha sendiri. Walaupun bukan seorang penulis, tapi Bu Betti sangat antusias dalam kegiatan literasi. Beliau mempunyai dua TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) yaitu TBM Insan Kamil dan TBM Kartini Kreatif, bahkan Bu Betti juga ikutan di gareulis dan menjadi pengurusnya. Sangat luar biasa perhatian beliau terhadap dunia literasi.

Berkaitan dengan dunia usaha Bu Betti sudah mulai merintisnya sejak tahun 1996. Saat itu beliau membuka sebuah kursus tentang aritmatika.  Materi yang diajarkan di kursusnya ditulis beliau dalam sebuah buku lalu dipasarkan kepada peserta kursus tersebut. Ada 24 cabang kursus yang dimiliki Bu Betti untuk daerah bekasi saja, belum lagi termasuk luar daerah. Menurut Bu Betti, kita sebagai guru mempunyai peluang besar untuk menjadi pengusaha karena kita mempunyai bangsa pasar yang banyak. Mulai dari siswa, orang tua siswa, teman seprofesi dan lain nya. Beliau sih sebenarnya juga bukan pedagang-pedagang amat. Hanya saja kalau ada kesempatan kepala beliau selalu berpikir kira-kira kalau jualan, apa ya yang akan dibeli orang atau diperlukan orang. Bu Betti kalau berjualan juga tidak selalu laku tapi beliau senang saja mungkin karena hobby kali ya. Padahal dalam ilmu jualan hal ini tidak dibolehkan, namun beliau baru mengetahuinya setelah belajar melalui pelatihan Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2003 beliau mulai mendirikan sekolah TK dan TPQ, dan berlanjut ketingkat Sekolah Dasar pada tahun 2004. Alhamdulillah sampai saat ini sekolah beliau masih eksis.

Dengan mendirikan sekolah Bu Betti banyak berkenalan dengan orang dan sering mengikuti kegiatan yang membuat dirinya bisa berprestasi dan memiliki wawasan yang luas. Karena usia beliau yang tidak muda lagi sehingga Bu Betti mulai mengurangi kegiatan di sekolah dan berusaha mengalihkan kegiatannya di sekitar rumah saja. Maka mulailah Bu Betti membuka warung di samping rumahnya. Warung tersebut dinamakan “Kedai Kreatif”. Kenai ini menjual berbagai jenis roti yang dibuatnya sendiri. Sebenarnya beliau bukanlah orang yang memiliki hobby memasak walaupun terlahir dari orang tua yang memiliki usaha catering. Hal ini berawal hanya karena untuk mengajarkan cara membuat roti kepada anak-anak di kelas yang diampunya. Niat beliau belum sempat kesampaian karena musibah pandemi sudah melanda negeri ini, akhirnya roti dibuat hanya untuk konsumsi sendiri saja. Namun pada akhirnya dari konsumsi perlahan berubah menjadi barang dagangan. Bu Betti selalu meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha mandirinya dengan mengikuti setiap pelatihan tentang boga hingga pada akhirnya produk beliaupun sudah mendapatkan izin dari PIRT dan sertifikat halal. Selamat ya Bu.

Lantas apa sebenarnya yang membuat Bu Betti tertarik untuk buka usaha sendiri?. Menurut beliau jika buka usaha sendiri kita bisa menyesuaikan dengan ide dan keinginan kita walau harus lebih bekerja keras karena kita harus melakukannya serba sendiri. Setelah berkembang dan memiliki karyawan maka kita dapat menciptakan situasi kerja yang enak dan nyaman dengan rekan kerja tersebut. Bahkan rekan kerja bisa menjadi keluarga sendiri jika kita pandai memanajernya. Perselisihan atau beda pendapat diantara rekan kerja pasti ada, tapi harus segera diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Begitulah cara Bu Betti dalam mengelola usaha yang dimilikinya.

Dalam kesibukannya mengurus usaha kedai kreatif, Bu Betti masih tetap aktif mengajar. Dimasa pandemi seperti sekarang ini guru harus lebih kreatif dalam mengajar. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta mempersiapkan bahan ajar semenarik mungkin hingga dapat menghilangkan kejenuhan siswa. Menurut Bu Betti, sebagai seorang guru kita harus profesional dan juga harus kaya. Karena kalau guru kaya, maka mereka akan totalitas dalam mengajarnya. Agar dapat berhasil dalam setiap usaha maka kita harus melakukan usaha tersebut dengan sungguh-sungguh, kerja keras dan selalu mohon ridho dari Allah SWT.

Senin, 26 Oktober 2020

TRIK MENGUBAH RESUME MENJADI BUKU

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 10

Pemateri           : Bapak R. Brian Prasetyawan  

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay 

 

 

Semakin lama semakin seru materi yang disajikan di kelas menulis ini. Semuanya memiliki keunikan masing-masing sehingga sangat sayang untuk di lewatkan. Bagaimanapun kondisi fisik setelah seharian beraktivitas, namun pertemuan demi pertemuan ini selalu dinanti-nantikan. Seperti malam ini materi akan disajikan oleh Bapak R. Brian Prasetyawan, beliau akan sharing mengenai dunia menulis yang memang menjadi hobinya serta mengupas tuntas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan kumpulan resume untuk menjadi naskah buku.

 Di kelas menulis kali ini memang sangat berbeda dengan kelas menulis lain yang pernah saya ikuti, dimana di kelas ini peserta diwajibkan menuliskan resume materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Resume yang dibuat minimal berjumlah dua puluh resume dari tiga puluh kali pertemuan dan lalu diposting di blog masing-masing peserta. Tujuan dari pengumpulan resume itu nantinya akan digabungkan dan dapat menghasilkan sebuah buku hasil karya solo para peserta di kelas ini.

Jika seluruh resume itu telah terkumpul, lalu bagaimana menyusun kumpulan resume tersebut dalam bentuk format buku?. Nah, menurut Pak Brian untuk format naskah buku tidak ditentukan dari pelatihan belajar menulis ini, tapi menyesuaikan dengan format penerbit yang dipilih oleh para peserta. Karena peserta dibebaskan memilih penerbit sesuai dengan selera dan keinginannya masing-masing. Setiap penerbit mempunyai format settingan sendiri. Jika peserta ingin menerbitkan buku melalui penerbit rekanan Pak Brian, maka berikut adalah langkah-langkahnya:

1.  Resume dari dua puluh tulisan yang telah dibuat digabung dalam satu file microsoft word. Settingan file microsoft word ini harus disesuaikan dengan format penerbit, yaitu:

·         Ukuran kertas A5 (14 x 20 cm)

·         Huruf times new roman, ukuran 12

·         Spasi 1,5

·         Margin 2 cm semua

·         Paragraf rata kiri-kanan (justify)

2.  Masukkan kelengkapan naskah dalam file naskah kumpulan resume. Adapun kelengkapan naskah adalah: cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, dan sinopsis (3 paragraf dengan masing-masing paragraf  hanya 3 kalimat) dengan urutan:

·         Cover

·         Kata Pengantar

·         Daftar Isi

·         Isi naskah

·         Profil Penulis

·         Sinopsis

3.      Semuanya dibuat dalam satu file yang tidak terpisah menjadi beberapa file.

4.   Tidak ada batas minimal jumlah halaman, jadi tidak perlu ragu pada resume yang sudah kita buat.

5.      Besar biaya penerbitan hanya Rp 300.000 dengan fasilitas penerbitan:

·         Desain cover

·         ISBN

·         Layout

·         Edit ringan

·         2 Buku bukti terbit, dan

·         E-Sertifikat

Wow, cukup mengiurkan jika kita menerbitkan buku dengan penerbit rekanan Pak Brian ya, semoga resume yang ditulis ini dapat menghasilkan sebuah buku.

Dalam menulis buku sampai bisa terbit, Pak Brian cukup mengalami perjalanan yang lumayan panjang dimana beliau sebenarnya sudah ngeblog sejak tahun 2009. Namun keinginan untuk membuat buku baru muncul pada akhir 2013 dan ingin menerbitkannya di tahun 2014. Namun karena tidak punya mentor yang membimbing dan semangat beliau yang naik-turun hingga akhirnya vakum. Di akhir tahun 2019 beliau mulai bangkit lagi hingga terbitlah buku pertama beliau di akhir Januari 2020.

Menurut Pak Brian dalam menulis sangat diperlukan motivasi dan percaya diri, dimana motivasi itu akan kita dapatkan jika bergabung dalam komunitas menulis, seperti pelatihan belajar menulis ini. Jika mengharapkan motivasi yang datang dari diri sendiri, biasanya akan mengalami pasang surut, tapi jika bergabung di komunitas menulis maka motivasi tersebut akan terus menerus terpacu karena saling mengingatkan diantara pesertanya. Lalu dalam menulis, tulislah apa yang bisa ditulis dan jangan pernah ragu pada tulisan kita. Karena tulisan yang kita anggap biasa, bisa saja dianggap luar biasa bagi orang lain. Kita tidak perlu memikirkan bahwa menulis itu harus mengikuti aturan-aturan tertentu, hal ini akan dapat menambah kepercayaan diri.

Itulah pembelajaran menulis dan cara merubah resume menjadi sebuah buku ala Pak Brian, tetap semangat untuk menulis hingga menghasilkan sebuah buku.

Sabtu, 24 Oktober 2020

KIAT SUKSES MENULIS ARTIKEL

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 9

Pemateri           : Bapak Encom Rahman  

Moderator        : Ibu Fatimah

Inspirator         : Om Jay

  


Perkenalan di awal pertemuan kali ini sudah membuat diriku berdecak kagum. Narasumber kali ini memiliki prestasi yang sangat luar biasa dalam menulis.  Tak bisa ku bayangkan begitu banyak artikel yang sudah ditulis beliau bahkan sudah mencapai angka 500 buah artikel dan seluruhnya telah dimuat dikoran dan majalah baik lokal maupun nasional. Kang Encom begitu beliau sering disapa memang pakarnya dalam menulis artikel, sehingga beliau meraih kesuksesan yang luar biasa dalam penulisan ini. Selain penulis ternyata Kang Encom juga menjadi guru berprestasi dan mewakili guru Indonesia untuk menerima penghargaan Internasional dari Thailand pada tahun 2017.

Kegiatan menulis sudah mulai ditekuni beliau sedari kecil semasa masih di SMP, saat itu Kang Encom suka menulis di majalah dinding sekolah. Beliau menulis berupa cerpen, artikel dan sajak-sajak kecil. Tulisannya  tidak berkembang karena semasa itu belum ada ilmu tentang kepenulisan. Setelah tamat SMP beliau melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) kegemaran menulis semakinnya semakin berkembang karena sudah mulai mendapat pengetahuan tentang teknik menulis. Kembali beliau aktif menulis di majalah dinding dan mulai merambah tulisan di koran dan majalah hingga akhirnya beliau menjadi spesialis penulis artikel di koran dan majalah.

Ketertarikan Kang Encom untuk menulis artikel di koran dan majalah sebenarnya adalah disebabkan karena kesukaan beliau membaca koran. Saat itu beliau merasa bahwa menulis di koran itu sepertinya gampang, hingga keinginan itu diwujudkannya dengan cara menulis artikel dan dimuat di tabloid Mitra Desa. Saat itulah beliau untuk pertama kali mendapatkan honor sebagai penulis. Dimuatnya tulisan Kang Encom di tabloid tersebut adalah merupakan saran dari seorang guru yang melihat kegemaran menulisnya di sekolah hingga guru tersebut sudah memanggil Kang Encom dengan sebutan seorang penulis. Ketika tulisan dimuat dan apalagi mendapatkan honor semangat menulisnya semakin terpacu. Ada kebanggaan tersendiri saat tulisan mulai mendapatkan apresiasi dari teman-teman dan pembaca.

Kang Encom semakin semangat untuk menulis semua jenis tulisan dicobanya kali ini tidak hanya berupa artikel, cerpen, puisi bahkan beliau mulai menulis humor-humor yang juga dimuat dan mendapatkan honor. Maka mulailah beliau menyenangi dunia humor Kang Encom juga mencoba menulis kartun dan lagi-lagi juga dimuat, bahkan 150 kartun yang sudah berhasil ditulisnya. Honor dari koran dan tabloid yang diperoleh beliau selalu dikirim ke sekolah lewat wesel pos saat itulah guru-guru di sekolah mengenal beliau sebagai seorang penulis. Setiap tulisan beliau yang diterbitkan selalu dikliping untuk dijadikan dokumentasi. Sejak itulah beliau menyenangi dunia tulis menulis.

Seiring berkembangnya waktu mulailah Kang Encom memiliki teman sebagai penulis yang dapat menambah semangatnya dalam menulis. Honor penulisan yang didapat Kang Encom digunakan beliau untuk tes sipenmaru ke Bandung, namun sepertinya rezeki belum berpihak hingga beliua belum dapat diterima diperguruan tinggi negeri. Akhirnya Kang Encom kuliah di Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung dengan jurusan Bahasa Indonesia. Waktu di Bandung beliau sangat aktif menulis dan ternyata dari hasil menulis tersebut membuat beliau mampu bertahan hidup dan membayar uang kuliahnya di Bandung. Selain aktif menulis di majalah dan koran Kang Encom juga membantu rekan-rekan mahasiswa dalam pembuatan artikel dan pengetikan.

Di Bandung tulisan Kang Encom berkembang dengan baik karena beliau begabung dalam Komunitas jurnalistik ICMI Bandung. Dan memang ini adalah salah satu cara agar tulisan kita dapat berkembang. Menurut Kang Encom ketika kita memiliki keinginan untuk menulis maka kita harus mencari komunitas menulis hingga menimbulkan motivasi yang tinggi agar kita tetap terus berkarya dan menulis.

Itulah pengalaman Kang Encom dalam menulis hingga beliau menjadi seorang penulis artikel yang berhasil dan sukses. Diakhir pertemuan Kang Encom memberikan kiat sukses menulis artikel di koran dan majalah yaitu:

1.   Jika punya keterampilan menulis maka kembangkan dan lanjutkan karena menulis di koran dapat menghasilkan vinansial yang besar.

2.     Tahan banting, jika tulisan ditolak jangan patah arang tapi harus instropeksi diri. Bisa jadi judul tulisan kita tidak sesuai dengan harapan redaksi, tema yang kita usung tidak mewakili si pembaca atau juga ide yang kita tulis sudah didahului orang lain.

3.       Jika ingin menulis dikoran maka hal yang harus kita lakukan adalah: (1) sering membaca koran, (2) membaca yang lagi tren di masyarakat, (3) tulisan harus sering dikirim walaupun dimuat atau tidak.

4.       Sering membuat kliping koran hasil karya orang lain.

5.    Jangan dulu terjun langsung ke tabloid tingkat nasional tapi mulailah dari tabloid yang rendah dan tulisan yang ditulis cukup yang ringan-ringan saja. Carilah majalah yang dapat memuat tulisan kita. Ketika sudah sering dimuat di media daerah barulah mulai ketingkat nasional. 

Agar tulisan bisa diterima di koran atau majalah maka Kang Encom membagikan tips nya yaitu kita harus memiliki pengetahuan dan keterampilan:

1.       Harus menguasai cara menulis judul artikel

2.       Menguasai intro artikel

3.       Memaparkan pembahasan artikel

4.       Penutup artikel

Ayo semangat menulis, karena menulis sebagai ibadah untuk memperbanyak amal jariyah.

KENDALA DALAM MENULIS

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 8

Pemateri           : Bu Noralia Purwa Yunita, M.Pd  

Moderator        : Bapak Bambang Purwanto (Mr. Bams)

Inspirator         : Om Jay

 



Sore ini tubuh ku terasa sangat lelah sekali, beberapa hari belakangna ini kurang istirahat karena persiapan kegiatan workshop di sekolah. Namun demikian aku tidak mau ketinggalan untuk menyimak materi dari narasumber malam ini karena materinya pasti ada yang berbeda lagi. Dari pengalaman dipertemuan sebelumnya pemateri selalu memberikan hal-hal yang berbeda dan sangat luar biasa. Begitu juga malam ini narasumber hebatnya adalah seorang perempuan cantik kelahiran Kudus pada tanggal 12 Juni 1989 yang bernama lengkap Noralia Purwa Yunita, M.Pd  . Beliau merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Ali Achmadi, S.Pd dan Ibu Noor Fatkhiyah, S.Pd.SD.

Dalam usianya yang masih tergolong muda, Bu Nora telah mengukir segudang prestasi diantaranya adalah juara harapan I lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang, program pendanaan dinas Provinsi Jawa Tengah pada program fasilitasi karya ilmiah tingkat Provinsi Jawa Tengah, program pendanaan LPPM pada usulan program pengabdian masyarakat, program pendanaan DIKTI pada program kreativitas mahasiswa tingkat nasional, pendanaan program Student Grand Hibah I am Here DIKTI, serta sebagai pembimbing yang mengantarkan tim menjadi juara I lomba karya tulis ilmiah SMA tingkat Jawa tengah. Hampir seluruh prestasi yang diraih beliau adalah dibidang kepenulisan, maka tidak heran jika hasil karyanya berupa buku juga sangat luar biasa. Sudah banyak buku yang ditulis beliau baik solo maupun antologi.

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang berprofesi guru tentulah tidak mudah bagi Bu Nora untuk membagi watktu antara pekerjaan dan menulis. Namun demikian, sesibuk apapun keluarga tetap menjadi perioritas utama. Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi Bu Nora selama proses pengerjaan beberapa buku beliau, apalagi di masa Pandemi seperti sekarang. Pembelajaran dimasa Pandemi guru lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran, mulai dari persiapan pembelajaran, pembuatan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran sampai pada proses penilaian yang sangat menyita banyak waktu. Saya juga sependapat dengan Bu Nora bahwa pembelajaran daring jauh lebih banyak persiapan daripada pembelajaran tatap muka.

Banyak nya kegiatan tersebut adalah menjadi kendala utama bagi Bu Nora dalam menulis, skala prioritas menjadi pilihannya agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik. Rasa malas dan jenuh menjadi masalah kedua, dan hingga sekarang pun masih menghinggapi beliau. Malas adalah merupakan penyakit yang paling ganas menyerang seseorang untuk berkarya, jika penyakit ini telah hinggap kepada seseorang maka tetap tidak akan ada karya yang dapat dihasilkannya sekalipun orang tersebut pintar dan memiliki kemampuan. Bu Nora memiliki tipikal orang yang suka jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama secara berulang. Nah, jika penyakit ini datang, maka trik untuk menghilangkannya adalah dengan beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing. Bisa dengan  menonton film, baca novel online, berkebun atau apapun yg membuat kita nyaman. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlama-lama, begitu kejenuhan sudah hilang dan semangat sudah muncul kembali maka kita harus langsung tancap gas untuk kembali berkarya. Itulah pesan dari Bu Nora kepada para peserta kelas belajar menulis ini.

 Selanjutnya krisis ide menjadi kendala ketiga bagi Bu Nora. Untuk mengatasi hal ini Bu Nora selalu menerapkan jurus Bapak Akbar Zainuddin. Menurut Bapak Akbar Zainuddin segala sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide. Artinya, semua yang kita rasakan baik itu rasa sedih, senang, marah, benci dan lainnya dapat kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Demikian juga dengan apa yang kita pikirkan juga dapat kita ubah menjadi sebuah tulisan. Bu Nora berkeyakinan  bahwa tidak ada yang tidak bisa menulis, karena menulis bagi beliau sama dengan berbicara, bedanya hanya dituangkan dalam bentuk tulisan.

 Kendala berikutnya adalah masalah perbendaharaan diksi atau kosa kata. Kendala ini dapat diatasi dengan banyak membaca. Apa saja bentuk tulisan silahkan dibaca, boleh berupa artikel ataupun novel. Dengan banyak membaca maka akan memperkaya diksi kita. Dan kendala terakhir yang sering dialami oleh seorang penulis biasanya adalah takut menulis karena takut salah. Hal ini sering dialami oleh penulis pemula, namun hal ini dapat diatasi dengan membuat tulisan tanpa memikirkan kaidah penulisan dan EYD. Cukup tuliskan saja apa yang ada dipikiran sampai selesai. Jika tulisan sudah selesai barulah kita baca berulang-ulang dan lakukan editing sendiri sesuai kaidah penulisan. Jika dari awal kita menulis sudah memikirkan EYD dan kaidah penulisan maka jangan harap tulisan kita akan selesai.

 Itulah beberapa kendala yang sering dialami oleh Bu Nora dalam menulis, dan saya yakin kendala ini juga yang kita semua hadapi dalam menyelesaikan sebuah tulisan. Semoga langkah-langkah yang disarankan oleh Bu Nora dalam mengatasi kendala tersebut dapat kita terapkan jika terjadi saat kita menulis. Selain itu untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan Bu Nora juga mempunyai kiat yaitu niat, paksa dan mau. Artinya niat kita untuk mau menulis harus ada. Niat yang sudah ada tersebut dapat diwujudkan dengan cara dipaksa karena jika hanya ada niat tetapi tidak ada kemauan kuat alias pemaksaan, maka kata mau tidak akan terwujud.

Senin, 19 Oktober 2020

MENERBITKAN BUKU ITU "MUDAH"

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 7

Pemateri           : H. Thamrin Dahlan, S.KM., M.Si

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

 

Pada pertemuan sebelumnya kita sudah diperkenalkan dengan kalimat “menulis itu mudah” bahkan semudah meng-update status. Saat inipun narasumber hebat kita bapak H. Thamrin Dahlan S.KM., M.Si yang memiliki segudang aktivitas diantaranya adalah sebagai dosen AKPER Polri, Publisher, Blogger dan penulis yang telah menerbitkan 30 buku pada Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) ini juga menyampaikan hal yang sama. Menurut beliau menulis itu juga mudah, karena semua orang bisa menulis.  Artinya ketika kita bisa berbicara atau bertutur kata maka secara otomatis bisa menulis.  Menulis itu adalah proses sederhana memindahkan apa-apa yang kita katakan ke laptop atau PC bahkan handphone sekalipun.

Resep menulis yang Pak Thamrin sampaikan adalah kita harus bisa menulis satu hari minimal satu artikel dengan niat berbagi.  Inspirasi tak pernah terputus ketika kepekaan naluri menulis sudah melekat pada diri kita. Semua yang menghampiri dan terjadi disekitar kita adalah materi tulisan. Tidak ada syarat metode penulisan karena setiap penulis memiliki gaya sendiri dan unik. Learning by doing, belajar dan belajar. Dalam membuat tulisan Pak Thamrin sendiri mengikuti gaya Buya Hamka.  Beliau menulis dengan kalimat pendek-pendek dan sering di ulang-ulang.  Enak dibaca dengan bahasa sederhana sepeti orang bertutur.

Dikesempatan kali ini Pak Thamrin membagikan motto menulis beliau yang sangat keren yang dapat kita jadikan contoh dan kita ikuti dalam menulis dimana motto beliau tersebut adalah 3 Pena yaitu “Penasehat, Penakawan dan Penasaran”. Penasehat artinya menulis untuk berbagi kebaikan, Penakawan menyatakan bahwa menulis dapat menjalin silaturrahmi atau menambah persahabatan, sedangkan Penasaran adalah keiginan yang kuat dari sang penulis untuk mengetahui sesuatu. Metode yang digunakan Pak Thamrin ketika menulis ialah "sekali duduk jadi" artinya jangan pernahi meninggalkan artikel yang sedang digarap. Selesaikan kemudian posting. Posting ke sosial media dan seketika tulisan memiliki roh. roh itu membuktikan tulisan hidup ketika dibaca apalagi dikomentari. Kita harus kembali ke niat berbagi maka inspirasi tak pernah terputus, Insyaallah. Apalagi muara menulis itu adalah buku karena menurut beliau buku adalah mahkota seorang penulis

Saat tulisan kita sudah jadi, maka kendala terbesar adalah bagaimana cara untuk menerbitkannya menjadi sebuah buku. Rasa takut dan cemas selalu membayangi pikiran. Apakah tulisan kita akan diterima banyak orang atau tidak karena melalui seleksi yang sangat ketat dari sang penerbit. Karena rasa khawatir tersebut akhirnya tulisan yang sudah dibuat dibiarkan begitu saja dan tidak akan pernah menjadi sebuah buku. Mengingat kendala-kendala tersebut yang pada umumnya dialami oleh para penulis pemula, maka Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan  (YPTD) yang dikelola oleh Pak Thamrin saat ini bertekad membantu para penulis memiliki master buku sebagai mahkotanya seorang jurnalis. Yayasan yang terbentuk pada tanggal 29 Juli 2019 berdasarkan Akta Notaris dan SK Kemenkumham ini mendapat kewenangan dari Perpustakaan Nasional untuk mengusulkan ISBN buku yang akan diterbitkan dengan tanpa biaya.

Sejak launching terbitkan buku gratis ber ISBN pada tanggal 19 Agustus 2020 sudah 36 buku diterbitkan oleh YPTD. Ada tiga program yang ditawarkan oleh YPTD dalam penerbitan buku gratis yaitu:

1. Program A: Penulis telah mempunyai naskah buku dan segera  kirim ke email thamrindahlan@gmail.com

2.   Program B: YPTD menerbitkan buku dari para penulis posting di website terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul naskah 150 – 200 halaman.

3.  Program C: Penulis posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id sampai 40-50 artikel kemudian buku diterbitkan YPTD. 

Di YPTD tulisan kita akan diterbitkan tanpa seleksi . karena menurut Pak Tamrin tulisan itu adalah haknya penulis tidak ada yang boleh merubahnya. Untuk itu perlu diperhatikan ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh YPTD tentang tata cara kepenulisan. Naskah buku dari penulis dapat dikirim via email dengan alamat thamrindahlan@gmail.com lengkap dengan judul, daftar isi, cover depan belakang buku dan kata pengantar. Ketentuan standard baku penulisan buku yang  diterbitan oleh YPTD:

a.       Ukuran kertas A5

b.       Font 12

c.       Margin 1.5/1/1/1

d.       Huruf Times News Roman

e.       Spasi 1.5

f.        Ketebalan 150 – 200 Halaman

Dengan mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut maka tulisan yang kita kirim ke YPTD akan segera diterbitkan tanpa biaya alias gratis. Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan telah membantu mewujudkan impian penulis untuk memiliki buku, sehingga menerbitkan buku itu mudah semudah kita menulis. Terimakasih YPTD yang telah membantu para penulis untuk meraih mahkotanya.

 

Sabtu, 17 Oktober 2020

JEJAK DIGITAL

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 6

Pemateri           : Bambang Purwanto (Mr.Bams)

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

Belajar menulis online kali ini sudah memasuki pertemuan yang ke 6 ( enam ) tanpa terasa tulisan ini juga akan menjadi tulisan yang ke enam yang bakal saya posting di blog. Ya blog yang dibuat secara dadakan karena resume dari pertemuan pertama harus segera diposting. Berbeda dengan kelas belajar menulis lainnya yang menyetor tugas hanya lewat grup whatsapp atau telegram saja, kelas menulis yang dikelola oleh om Jay justru mengumpulkan tugas dengan cara mempostingnya di blog.

Narasumber hebat malam ini yang akan berbagi pengalaman adalah Bapak Bambang Purwanto, S.Kom, Gr yang lebih terkenal dengan nama kerennya Mr Bams.  Berprofesi sebagai seorang guru TIK di SMP Taruna Bakti dan mempunyai segudang kegiatan yang dilakukan Mr Bams diantaranya mendongeng, mengelola blog Wordpress, penggiat literasi dan banyak lagi kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dunia tulis menulis secara digital. Materi yang disajikan Mr Bams malam ini lebih fokus kepada bagaimana cara mengelola sebuah blog, materi yang sangat cocok bahkan sangat saya butuhkan karena belum mempunyai kemampuan tentang bagaimana trik mengelola sebuah blog tersebut. Kelas menulis kali ini sangat berbeda dengan kelas menulis lain yang sudah pernah saya ikuti karena dalam kelas ini materi yang disajikan bervariasi dan tidak monoton tentang kepenulisan saja. Keren wuiy…..

Menurut Mr Bams, blog adalah sebagai media bagi kita untuk menuangkan tulisan-tulisan kita, baik berupa pengalaman, pekerjaan, kisah perjalanan hidup, hobby, dan yang lainnya dapat kita tuangkan ke dalam blog. Saat ini banyak sekali aplikasi blog yang beredar di pasaran seperti wordpress, blogspot dan lain-lain. Setiap aplikasi blog tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam menggunakannya. Dalam mengelola sebuah blog kita harus mau belajar dengan tekun, rajin berlatih, harus sabar, konsisten, agar mampu menghasilkan sebuah blog yang bagus.

Ada beberapa tips yang dibagikan Mr Bams saat kita memulai menulis di sebuah blog diantaranya adalah:

1.       Jika kita adalah penulis pemula, maka mulailah menulis dari apa yang kita sukai.

2.       Simpan tulisan di word sebelum memposting di blog.

3.       Baru posting tulisan tersebut di blog.

4.       Selalu komitmen atau kuatkan kemauan untuk tetap menulis.

5.  Sering-seringlah membaca postingan di blog yang lain agar bisa memotivasi diri dalam   mengelola blog.

6.     Agar blog kita mudah dikenal maka kita harus rajin memposting tulisan dan men-share di media sosial yang kita miliki.

Namun jika masih terdapat kendala dalam mengelola sebuah blog, maka Mr. Bams menawarkan berbagai cara untuk mengatasinya. Pertama, bisa dengan mengikuti pelatihan yang di buat Mr Bams sendiri, ada yang sifatnya gratis ada pula yang berbayar. Kedua, dengan memanfaatkan youtube kita bisa belajar hal-hal baru untuk mendesain blog pribadi kita, dan yang ketiga bisa dengan banyak mengikuti dan bergabung dengan komunitas penulis. Kesulitan dalam mengelola sebuah blog akan dapat kita atasi jika kita mempunyai kemauan yang kuat untuk terus belajar hingga rasa sulit akan menjadi mudah kita atasi.

Berkaitan tentang kepenulisan Mr Bams menyarankan kepada kita semua agar menulislah dengan ketulusan. Karena menulis bukan hanya bertujuan untuk mengejar pengakuan dari selembar kertas (sertifikat). Tapi jadikanlah menulis sebagai salah satu cara untuk memanjangkan umur kita, tubuh kita boleh saja meninggal akan tetapi tulisan kita bisa dikenang sepanjang zaman.

Dan diakhir pertemuan kali ini Mr Bams berpesan “jadikanlah blog sebagai media tempat menyimpan tulisan”. Teruslah belajar mengelola blog yang disukai dan jangan membandingkan blog yang satu dengan yang lainnya. Pelajari terus blog yang saat ini sedang dipelajari. Terimakasih ilmunya Mr Bams, semoga kedepannya saya dapat mengelola blog dengan baik. Semoga....

Rabu, 14 Oktober 2020

TIPS SUKSES JADI PENULIS

                                                 BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 5

Pemateri           : Ibu Sri Sugiastuti (Bu Kanjeng)

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 


 

Narasumber pada pertemuan kali ini sepertinya tidak asing lagi bagiku, ya dialah Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd atau yang lebih dikenal dengan sapaan Bu Kanjeng seorang kepala sekolah yang jadi penulis hebat. Dalam satu kesempatan belajar menulis online sekitar dua tahun yang lalu kami dipertemukan. Aku sudah sangat sering menikmati tulisan-tulisan Bu Kanjeng yang disajikan di dalam grup menulis tersebut, Hampir seluruh tulisan Bu Kanjeng ku pindahkan dan ku simpan dalam satu file di laptopku. Saat itu tulisan beliau langsung ditulis di grup belum dalam blog seperti sekarang ini jadi aku tinggal copypaste saja. Tulisan beliau yang luar biasa selalu menyentuh hatiku, hingga muncul keinginan untuk belajar menulis bersama Bu Kanjeng, setidaknya mendapatkan ilmu kepenulisan dari beliau. Tulisannya yang lembut dan mengalir apa adanya serta kepiawaaian beliau merangkai kata sungguh membuatku berdecak kagum.

Tidak ada yang dapat menduga ternyata aku dipertemukan lagi dengan Bu Kanjeng dalam satu kelas belajar menulis on line dan kali ini beliau bukan hanya sebagai peserta biasa karena malam ini Bu Kanjeng lah yang menjadi pematerinya. Beliau akan mencurahkan ilmu dan pengalamannya tentang menulis kepada kami semua. Aku sangat senang sekali, impian yang selama ini aku idamkan akan segera terwujud. Semua ini tidak terlepas dari campur tangannya Allah yang mempertemukan umatNya walaupun hanya lewat dunia maya, dan ini juga salah satu tujuan menulis yang dianut Bu Kanjeng yaitu mempererat tali silaturrahmi.

Di awal pertemuan Bu Kanjeng menyampaikan rasa syukurnya karena apa yang menjadi niat Om Jay mengajak guru untuk bisa menulis dan menerbitkan buku itu berhasil dan Bu Kanjeng merasa dimudahkan Allah untuk bisa berbagi, bersilaturahmi dan berkolaborasi dengan anggota kelas yang baru tergugah hatinya untuk berliterasi hingga mimpinya bisa terwujud menjadi penulis, PAK nya lancar dan menjadikan membaca dan menulis sebagai gaya hidup. Selanjutnya Bu Kanjeng memperlihatkan buku-buku hasil karya beliau bersama sahabat menulis lainnya yang sudah banyak dan sangat luar biasa. Aku sendiri juga merasa bersyukur bisa ikut menulis bersama Bu Kanjeng di antologi Oktober bermakna. Alhamdulillah.

Waktu belajar terus merambat hingga akhirnya materi yang aku tunggu-tunggu muncul yaitu beberapa tips menulis dan cara menerbitkan buku dari Bu Kanjeng dan inilah tips dari Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

1.       Tips menjadi penulis harus banyak membaca.

Penulis membutuhkan ide atau gagasan, ide atau gagasan itu banyak kita dapatkan dari membaca. Mencoba menulis. tuliskan saja apa yang ingin kita tulis, bahkan ketika kita tidak punya ide sama sekali kita pun bisa menulis cerita bahwa kita sedang tidak punya ide.

2.       Tips disiplin menulis dengan membuat kerangka tulisan.

Hal ini perlu agar tulisan memiliki arah dan target. Buat target berupa kapan kita akan menyelesaikan tulisan. Jika perlu buat tabelnya berapa halaman per hari. Fokus pada target yang dibuat, jangan tergoda oleh godaan-godaan yang membuat kita menunda menyelesaikan tulisan.

3.       Tips memilih judul yang menarik yaitu sesuaikan dengan tema tulisan.

Sebelum membuat judul yang menarik, buatlah judul tersebut sesuai dengan tema tulisan, atau memiliki konsep terhadap isi tulisan. Buat judul dengan kata yang mudah diingat dan membuat orang penasaran. Karena judul yang mampu membuat orang penasaran biasanya cukup menarik orang untuk membeli buku tersebut.

4.       Tips mencari ide dengan membaca sebanyak mungkin buku.

Dengan membaca akan membantu menemukan ide. Lakukan juga refreshing dan pergi ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi untuk merefresh otak kita dari rutinitas. Siapa tau kita mendapatkan ide. Cari referensi dari berbagai media dan kita juga bisa mencari ide dari media itu, apalagi saat ini teknologi informasi sudah sedemikian pesatnya. kita bisa mencari di internet. Kita juga bisa menggunakan cara ATM (amati, tiru, modifikasi).

5.       Tips menulis cepat.

Pikirkanlah ide tulisan yang akan dibuat. Lalu segera tuliskan. Kita juga bisa buat kerangka tulisan terlebih dahulu agar lebih terarah. Teruslah mengetik berdasarkan ide yang kita miliki. Jangan lihat ke belakang apa yang telah kita ketik. Abaikan jika ada yang salah baik dari segi struktur bahasa maupun ide.

6.       Tips memenangkan lomba.

Pastikan kita memahami dan melaksanakan aturan dan syarat-syarat lomba. Kita bisa cari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema lomba tersebut. Setelah selesai ditulis, baca ulang beberapa kali dan perbaiki yang salah atau yang kurang enak dibaca. Kita juga bisa meminta penilaian teman atau saudara. Setelah selesai mengirimkan naskah, berdoalah. Jika kita gagal, evaluasilah dan teruslah mencoba karena setiap orang yang berhasil sesungguhnya telah mengalami setumpuk kegagalan.

7.       Langkah-langkah menulis buku. 

Tentukan apa jenis buku yang akan dibuat. Apakah berupa novel, esai, ilmu pengetahuan, kumpulan cerpen atau apa. Tentukan tema lalu buat kerangkanya.

8.       Tips dan cara mengirim tulisan ke media.

Buat tulisan yang menarik dan sesuai tema dengan waktu aktual yang banyak dibutuhkan. Lalu sesuaikan dengan media masa yang kita tuju. Kirimkan naskah beserta sinopsis dan biodata penulis dan jangan mengirimkan tulisan ke banyak media masa sekaligus.

9.       Manfaatkan mengikuti even-even.

Ini akan mengasah otak untuk mencari ide. Melatih disiplin menulis dan memperbanyak pengalaman menulis. Mengenal penulis-penulis lain dan memungkinkan mendapatkan hadiah.

10.   Waktu yang  tepat untuk menulis.

Biasanya saat senggang atau sedang menunggu. Bisa juga malam hari sebelum tidur. Sebagian ada juga yang pada pagi hari setelah subuh.

11.   Buat sinopsis semenarik mungkin.

Setelah calon pembaca melihat judul dan cover, mereka akan mencari informasi tentang buku yang membuat mereka mulai tertarik. Biasanya di bagian belakang ada sinopsis tentang buku tersebut untuk menginformasikan calon pembaca tentang isi buku itu.

12.   Lakukan promosi setelah buku terbit.

Penulis harus membantu mempromosikan bukunya karena tidak ada jaminan bahwa buku tersebut laris di pasaran. Perbaiki naskah buku tersebut jika ada kritik dari pembaca agar di cetakan berikutnya buku lebih baik lagi.

13.   Jangan gampang menyerah.

Saat buku kita ditolak, maka kita dihadapkan pada dua pilihan yaitu mau terus berjuang, atau berhenti. Jika terus berjuang, akan ada dua pilihan lagi, mau terus mengirimkan ke penerbit mayor, atau diterbitkan secara self publishing. Pilihannya ada di kita.

Itulah tips menulis dari Bu Kanjeng yang bisa kita ikuti agar menjadi penulis sukses seperti beliau.            Banyak jalan untuk menjadi penulis sukses. Namun yang terpenting adalah teruslah melangkah dan jangan berhenti. Jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Di penghujung pertemuan Bu Kanjeng berpesan bahwa menulis itu adalah suatu keterampilan, bukan bakat, jadi latihlah, Jadikan menulis dan membaca sebagai gaya hidup dan istiqamah dalam menulis. Biarkan tulisan menemui takdirnya. Jangan risau, tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri. Semoga kita semua dapat menulis dengan baik dan sukses. Aamiiin.

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...