Selasa, 31 Mei 2022

Koneksi Antar Materi

 

1.1.a.8 Koneksi Antar Materi (Kesimpulan dan Refleksi) - Modul 1.1

Yasni (SMAN 2 Tembilahan)            : CGP Angkatan 5 Kab. Indragiri Hilir

Fasilitator                                           : FAS 046 Rangga Ramadhoany Alsyaibany

Pengajar Praktek                               : PP152 ARDINAS HASTI

 


A.   Kesimpulan

Ki Hajar Dewantara yang terlahir pada tanggal 2 Mei 1889 disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Hari lahir Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Sebagai Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara memberikan pemikiran yang sangat luar biasa tentang pendidikan di Indonesia. Menurut beliau, pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Pemikiran Ki Hajar Dewantara menegas bahwa pendidikan dan pengajaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Ki Hajar Dewantara memberikan dasar pemikiran yang luar biasa tentang pendidikan, dimana pendidikan itu adalah merupakan tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu:

1.      Menuntun

Guru menuntun tumbuh kembang segala kodrat yang ada pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

2.      KHD mengibaratkan pendidik seperti seorang petani.

Peserta didik seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh petani di lahan yang telah disediakan. Tugas seorang pendidik adalah merawat benih-benih tersebut agar tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas.

3.      Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.

4.      Bermain

Bermain adalah salah satu kodrat anak. Pikiran, perasaan, kemauan, dan tenaga tercurah saat anak bermain. Cipta-Rasa-Karsa/Karya-Pekerti sudah ada pada diri anak. Permainan anak dapat menjadi bagian dari sebuah pembelajaran di sekolah

5.      Budi Pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia

6.      Anak bukan sebagai kertas kosong

Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.  Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tugas guru adalah menuntun atau membantu anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. (KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan)

 

B.   Refleksi

1.   Ada tiga hal yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1, yaitu:

·  Anak adalah ibarat kertas kosong, dimana guru memiliki kendali penuh atas perkembangan dan pendidikan anak. Sehingga guru leluasa untuk melukis di atas kertas kosong tersebut.

·  Pembelajaran berpusat pada guru, saat proses pembelajaran berlangsung guru mendominasi kegiatan di kelas sehingga anak kurang mengeksplorasi dirinya, mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada dirinya. Pembelajaran terpusat pada peran guru sebagai pendidik sangatlah dominan dan sebagai penentu keberhasilan anak.

·     Sumber pembelajaran terbatas pada apa yang tertuang dalam silabus dan buku teks pelajaran serta kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran.

2.      Yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini adalah bahwa:

·     Anak bukanlah kertas kosong, karena anak sejak lahir telah memiliki potensi, minat dan bakatnya masing-masing. Guru hanyalah sebagai penuntun dalam mengembangkan bakat dan minat anak tersebut. Anak diibaratkan seperti kertas buram yang sudah terisi. Isinya adalah kodrat anak, maka tugas guru adalah menebalkan garis-garis pada kertas tersebut. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara mengibaratkan guru sebagai seorang petani yang merawat bibit agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga menhasilkan buah yang berlimpah.

·  Pembelajaran yang berpihak kepada anak. Guru bukanlah pengendali proses pembelajaran, tetapi guru adalah sebagai pamong dalam pembelajaran. Anak bebas untuk mengembangkan bakat dan minat yang ada pada dirinya di kelas. Guru bertugas untuk menuntun tumbuh kembangnya bakat dan minat anak tersebut.

·       Sumber belajar tidak terbatas. Pembelajaran bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan konteksnya. Setiap tempat adalah sekolah. Keluarga, masyarakat, lingkungan alam adalah sekolah dan guru.

 

3.  Yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD adalah:

·  Memperkokoh pendidikan karakter dalam setiap proses pembelajaran guna menumbuhkan dan mengembangkna budi pekerti anak.

·  Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk berekspresi, mengeksplorasi diri dengan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid.

·       Membuat rancangan pembelajaran yang bukan hanya sebatas untuk pembelajaran di kelas semata. Tetapi juga untuk pembelajaran yang mendorong anak untuk banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Kamis, 26 Mei 2022

1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1

Reflektif Kritis 

                                                                Sumber: DosenPendidikan.Com

Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran adalah bahwa Pendidikan adalah merupakan suatu usaha untuk memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki oleh anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Pengajaran adalah merupakan suatu proses pendidikan dalam memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. 

Relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini adalah bahwa pendidikan yang sedang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dimana pendidik belum memberikan tuntunan sepenuhnya untuk mencapai keselamatan dan kebahagian anak yang setinggi-tingginya. Demikian juga di sekolah saya masih sangat jauh dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang dilaksanakan masih belum mengikuti kodrat anak, tetapi malah mengikuti suatu tujuan tertentu yang harus dicapai bersama.

Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru? Belum, karena pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas terkadang saya masih menganggap peserta didik memiliki kemampuan yang sama sehingga tagihan yang diberikanpun sama. Saya belum sepenuhnya menjalankan proses pengajaran mengikuti kodrat masing-masing peserta didik.

Harapan dan Ekspektasi saya terkait dengan pembelajaran pada modul ini adalah:

Ø  Harapan yang ingin Saya lihat pada diri Saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini adalah apakah saya bisa berubah dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kodrat peserta didik sehingga tercapai kebahagiaan dan keselamatan mereka sebagai seorang manusia serta memiliki kecakapan hidup.

Ø  Yang ingin Saya lihat pada murid-murid Saya setelah mempelajari modul ini adalah mereka senang dan gembira saat proses pembelajaran berlangsung, tanpa ada sedikitpun beban apalagi merasa tertekan sehingga mereka mampu mengekplorasi diri mereka dengan maksimal.

Ø  Dalam modul ini saya sangat berharap benar-benar dapat memahami kerangka pemikiran dan azas pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran modul ini dapat berjalan dengan aktif sehingga bermunculan ide-ide serta pendapat rekan CGP dalam forum diskusi untuk memecahkan permasalahan yang kurang dipahami. Dengan demikian pembelajaran pada modul ini akan dirasakan sangat banyak memberikan manfaat dalam merubah pola piker serta merubah cara pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik akan merasa senang saat mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...