Sabtu, 24 Oktober 2020

KENDALA DALAM MENULIS

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 8

Pemateri           : Bu Noralia Purwa Yunita, M.Pd  

Moderator        : Bapak Bambang Purwanto (Mr. Bams)

Inspirator         : Om Jay

 



Sore ini tubuh ku terasa sangat lelah sekali, beberapa hari belakangna ini kurang istirahat karena persiapan kegiatan workshop di sekolah. Namun demikian aku tidak mau ketinggalan untuk menyimak materi dari narasumber malam ini karena materinya pasti ada yang berbeda lagi. Dari pengalaman dipertemuan sebelumnya pemateri selalu memberikan hal-hal yang berbeda dan sangat luar biasa. Begitu juga malam ini narasumber hebatnya adalah seorang perempuan cantik kelahiran Kudus pada tanggal 12 Juni 1989 yang bernama lengkap Noralia Purwa Yunita, M.Pd  . Beliau merupakan putri pertama dari pasangan Bapak Ali Achmadi, S.Pd dan Ibu Noor Fatkhiyah, S.Pd.SD.

Dalam usianya yang masih tergolong muda, Bu Nora telah mengukir segudang prestasi diantaranya adalah juara harapan I lomba karya tulis di Universitas Negeri Semarang, program pendanaan dinas Provinsi Jawa Tengah pada program fasilitasi karya ilmiah tingkat Provinsi Jawa Tengah, program pendanaan LPPM pada usulan program pengabdian masyarakat, program pendanaan DIKTI pada program kreativitas mahasiswa tingkat nasional, pendanaan program Student Grand Hibah I am Here DIKTI, serta sebagai pembimbing yang mengantarkan tim menjadi juara I lomba karya tulis ilmiah SMA tingkat Jawa tengah. Hampir seluruh prestasi yang diraih beliau adalah dibidang kepenulisan, maka tidak heran jika hasil karyanya berupa buku juga sangat luar biasa. Sudah banyak buku yang ditulis beliau baik solo maupun antologi.

Sebagai seorang ibu rumah tangga yang berprofesi guru tentulah tidak mudah bagi Bu Nora untuk membagi watktu antara pekerjaan dan menulis. Namun demikian, sesibuk apapun keluarga tetap menjadi perioritas utama. Banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi Bu Nora selama proses pengerjaan beberapa buku beliau, apalagi di masa Pandemi seperti sekarang. Pembelajaran dimasa Pandemi guru lebih disibukkan dengan segala jenis kegiatan pembelajaran, mulai dari persiapan pembelajaran, pembuatan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran sampai pada proses penilaian yang sangat menyita banyak waktu. Saya juga sependapat dengan Bu Nora bahwa pembelajaran daring jauh lebih banyak persiapan daripada pembelajaran tatap muka.

Banyak nya kegiatan tersebut adalah menjadi kendala utama bagi Bu Nora dalam menulis, skala prioritas menjadi pilihannya agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik. Rasa malas dan jenuh menjadi masalah kedua, dan hingga sekarang pun masih menghinggapi beliau. Malas adalah merupakan penyakit yang paling ganas menyerang seseorang untuk berkarya, jika penyakit ini telah hinggap kepada seseorang maka tetap tidak akan ada karya yang dapat dihasilkannya sekalipun orang tersebut pintar dan memiliki kemampuan. Bu Nora memiliki tipikal orang yang suka jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama secara berulang. Nah, jika penyakit ini datang, maka trik untuk menghilangkannya adalah dengan beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing. Bisa dengan  menonton film, baca novel online, berkebun atau apapun yg membuat kita nyaman. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlama-lama, begitu kejenuhan sudah hilang dan semangat sudah muncul kembali maka kita harus langsung tancap gas untuk kembali berkarya. Itulah pesan dari Bu Nora kepada para peserta kelas belajar menulis ini.

 Selanjutnya krisis ide menjadi kendala ketiga bagi Bu Nora. Untuk mengatasi hal ini Bu Nora selalu menerapkan jurus Bapak Akbar Zainuddin. Menurut Bapak Akbar Zainuddin segala sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide. Artinya, semua yang kita rasakan baik itu rasa sedih, senang, marah, benci dan lainnya dapat kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Demikian juga dengan apa yang kita pikirkan juga dapat kita ubah menjadi sebuah tulisan. Bu Nora berkeyakinan  bahwa tidak ada yang tidak bisa menulis, karena menulis bagi beliau sama dengan berbicara, bedanya hanya dituangkan dalam bentuk tulisan.

 Kendala berikutnya adalah masalah perbendaharaan diksi atau kosa kata. Kendala ini dapat diatasi dengan banyak membaca. Apa saja bentuk tulisan silahkan dibaca, boleh berupa artikel ataupun novel. Dengan banyak membaca maka akan memperkaya diksi kita. Dan kendala terakhir yang sering dialami oleh seorang penulis biasanya adalah takut menulis karena takut salah. Hal ini sering dialami oleh penulis pemula, namun hal ini dapat diatasi dengan membuat tulisan tanpa memikirkan kaidah penulisan dan EYD. Cukup tuliskan saja apa yang ada dipikiran sampai selesai. Jika tulisan sudah selesai barulah kita baca berulang-ulang dan lakukan editing sendiri sesuai kaidah penulisan. Jika dari awal kita menulis sudah memikirkan EYD dan kaidah penulisan maka jangan harap tulisan kita akan selesai.

 Itulah beberapa kendala yang sering dialami oleh Bu Nora dalam menulis, dan saya yakin kendala ini juga yang kita semua hadapi dalam menyelesaikan sebuah tulisan. Semoga langkah-langkah yang disarankan oleh Bu Nora dalam mengatasi kendala tersebut dapat kita terapkan jika terjadi saat kita menulis. Selain itu untuk dapat menghasilkan sebuah tulisan Bu Nora juga mempunyai kiat yaitu niat, paksa dan mau. Artinya niat kita untuk mau menulis harus ada. Niat yang sudah ada tersebut dapat diwujudkan dengan cara dipaksa karena jika hanya ada niat tetapi tidak ada kemauan kuat alias pemaksaan, maka kata mau tidak akan terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...