Jumat, 06 November 2020

CARA MUDAH MENAWARKAN TULISAN KE PENERBIT

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 14

Pemateri           : Edi S.Mulyanta

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

 

Tepat pukul 19.00 WIB Bu Aam Nurhasanah selaku moderator pada pertemuan keempatbelas kali ini membuka acara dengan memperkenalkan secara singkat pemateri malam ini. Beliau adalah Bapak Edi S. Mulyanta seorang pria kelahiran Yogyakarta pada tanggal 24 Mei 1969. Membaca CV beliau saya sangat kagum karena segudang karya tulis telah dilahirkannya. Pekerjaan beliau saat ini adalah Manajer Operasional Penerbit Andi, sebuah penerbit yang sudah dikategorikan sebagai penerbit mayor karena telah menerbitkan buku dengan jumlah yang sangat besar. Penerbit Andi sendiri 60% menerbitkan buku berupa buku teks perguruan tinggi dan selebihnya baru berupa buku fiksi.

Dengan mengucapkan salam sebagai pembuka pertemuan, Pak Edi menyapa guru-guru hebat di kelas ini dan mengucapkan terimakasih karena telah diperkenankan sharing pengalaman untuk peserta kelas menulis ini yang luar biasa. Pada pertemuan kali ini Pak Edi akan menyambung materi-materi pembicara sebelumnya yang berkaitan dengan kepenulisan dan penerbitan buku karena beliau sendiri sudah memiliki pengalaman dan berkecimpung hampir 20 tahun dalam mengelola penerbitan.

Sebagai seorang manajer operasional Pak Edi bertugas mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar, kemudian memberikan resume tentang tema apa yang sedang menarik pasar pada saat itu. Kalau sudah diketahui kemudian dipetakan pesaing serta target penulis yang menjadi sasaran. Setelah seluruh resume dibuat maka langkah selanjutnya adalah mencari prospek penulis yang mempunyai kemampuan seperti trend yang sedang dipelajari. Tidak dipungkiri, terkadang calon penulis justru mempunyai insting yang lebih tajam dari penerbit, sehingga sering terjadi penerbit tertinggal informasi dibandingkan dengan penulis sendiri.

Penulis cerdas dan kreatif telah menguasai konten, sementara penerbit masih belajar dari data-data pemasaran. Perbedaan ini dapat diatasi dengan melakukan link and match antara data history dan data trend ke depan serta meningkatkan jalinan komunikasi antara calon penulis dengan calon penerbitnya. Sehingga cara pandang yang berbeda dapat diatasi dengan baik. Penulis sendiri memerlukan penerbit sebagai media untuk menerbitkan dan mempublikasikan bukunya.

Penerbit baik adalah penerbit  yang tergabung dalam organisasi yang diakui oleh pemerintah. Ada dua organisasi penerbit di Indonesia yaitu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi (APTI). Penerbit yang tergabung dalam organisasi inilah yang secara hukum diperbolehkan mengeluarkan ISBN di bawah Perpustakaan Nasional. Kedua organisasi penerbit ini agak sedikit bertolak belakang dalam hal tujuan dimana penerbit IKAPI lebih cenderung kepada percetakan yang murni mencari keuntungan sehingga hasil terbitannya sangat mudah diterima berbagai kalayak, sedangkan APTI lebih mementingkan kualitas terbitan yang sesuai dengan keilmuan kampus  sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menekankan pada Tridarma Perguruan Tinggi.

Saat akan menerbitkan buku maka kita diharapkan dapat melihat histori hasil terbitan masing-masing penerbit. Hal ini dilakukan untuk dapat memutuskan kemana calon terbitannya ditawarkan agar buku yang kita tulis tidak salah sasaran penerbitnya. Pada kesempatan ini Pak Edi memberikan langkah mudah untuk pengenalan awal penawaran tulisan kita yaitu dengan membuat semacam proposal penawaran penerbitan buku. Proposal ini dapat dikirimkan ke email penerbit-penerbit yang menjadi sasaran. Isi dari proposal ini adalah: (1) Judul utama buku, (2) Sub judul jika diperlukan, (3) Outline lengkap naskah, dalam bentuk bab-bab dan sub bab yang jelas hirarkinya, (4) Target pasar sasaran tulisan, (5) Curicullum Vitae penulis dalam bentuk narasi. Setelah lengkap ke-5 hal tersebut, akan lebih afdol lagi jika penulis menyertakan satu bab sampel untuk melihat gaya penyampaian tulisan.

Setelah naskah kita dinyatakan diterima oleh penerbit, maka akan dilakukan check plagiasi oleh editor Bahasa. Tahap ini akan meneliti seberapa besar penulis melakukan plagiasi terhadap tulisan lain. Jika terjadi plagiasi di batas ambang yang ditentukan oleh penerbit maka naskah akan dikembalikan untuk dilakukan revisi. Biasanya plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa memberikan sumber yang jelas. Untuk menghidari hal tersebut, Pak Edi menyarankan sebaiknya penulis selalu mencantumkan sumber teks dan gambar terutama untuk naskah non fiksi. Sedangkan naskah fiksi, tidak diperlukan sumbernya. Dan terakhir yang harus dilakukan penulis adalah membuat resume, abstrak, atau calon sinopsis buku yang diletakkan di back cover buku. Sinopsis sebaiknya ditulis oleh penulisnya sendiri, jangan serahkan ke penerbit, karena penerbit biasanya tidak menguasai dengan detail materi tulisan.

Itulah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang penulis jika bukunya akan  ditawarkan ke penerbit untuk dapat diterbitkan. Dan diakhir pertemuan narasumber hebat malam ini memberikan kesimpulan materinya bahwa penerbit memerlukan informasi yang lengkap tentang materi yang akan ditawarkan kepadanya. Penulis harus  memberikan penjelasan dengan cukup, sehingga dapat meyakinkan materi naskahnya layak untuk dibaca dan dikonsumsi sejumlah besar calon pembaca. Tanpa clue petunjuk yang memadai dari penulis, penerbit bisa salah dalam mengambil keputusan. Sehingga jangan sia-siakan kesempatan kita untuk dikenal oleh calon pembaca yang menunggu tulisan-tulisan mencerahkan yang akan hadir setiap masa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...