Jumat, 06 November 2020

KRITERIA BUKU YANG DITERIMA PENERBIT

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 13

Pemateri           : Joko Irawan Mumpuni

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

 

Selamat pagi salam sehat buat kita semua.

Ada sedikit kendala waktu yang saya alami sehingga resume ketigabelas kali ini sangat terlambat dapat diselesaikan. Namun tetap ada usaha untuk menyelesaikannya. Pertemuan kali ini judul materinya adalah  “Menulis Buku Yang Diterima Penerbit”   yang disampaikan oleh Pak Joko Mumpuni Direktur Penerbit Mayor PT Andi. Pak Joko adalah merupakan sosok yang sangat ramah kepada semua orang. Penyampaian materi malam ini luar biasa karena disampaikan dengan cara yang sangat berbeda dari malam-malam sebelumnya. Materi disampaikan dengan cara pengiriman slide dan diikuti oleh voice, sehingga sangat seru sekali. 

Tema yang diangkat malam ini sangatlah menarik bagi para penulis terutama penulis pemula yang belum mengenal bagaiman proses penerbitan sebuah buku. Pak Joko sangat jeli dalam melihat situasi ini, beliau banyak melihat para guru yang memiliki kemampuan dalam menulis tetapi karena kurang mengenal dan bergaul  dengan penerbit sehingga tidak memiliki pengetahuan tentang naskah seperti apa yang dikehendaki oleh penerbit.


Mengawali materinya malam ini Pak Joko menceritakan sedikit kenangannya tentang awal mula beliau bisa menulis. Pak Joko pertama kali belajar menulis adalah sejak kelas 1 SD dan yang mengajarinya adalah Guru SD sehingga beliau merasa malu jika dikatakan akan mengajari guru-guru yang hebat di kelas ini untuk menulis. Nah, kalau pengalaman Pak Joko yang ini sepertinya sama dengan pengalaman saya dan juga bapak ibu guru hebat yang ada di kelas ini ya, dimana pertama kali diajari menulis dan membaca saat duduk dibangku kelas 1 SD.

Slide ini adalah merupakan slide materi pertama yang ditampilkan, slide tersebut memuat tentang produk buku di pasar. Hal ini bertujuan agar penulis dapat mengetahui dari awal tipe buku yang akan ditulisnya. Pak Joko menjelaskan bahwa kelompok buku di dunia dapat digambarkan seperti sirip ikan, dimana kelompok tersebut terbagi atas dua kelompok besar yaitu kelompok buku teks (buku yang dipergunakan untuk proses belajar mengajar mulai dari PAUD sampai SMA/SMK) dan kelompok buku non teks (buku yang tidak selalu dipergunakan dalam proses belajar mengajar).

Kelompok buku teks juga terbagi dua kategori yaitu buku teks pelajaran dan buku teks perguruan tinggi

Buku teks perguruan tinggi lebih banyak variansnya dari pada buku teks pelajaran karena jumlah fakultas dan jumlah jurusan diperguruan tinggi jauh lebih banyak dibandingkan jumlah mata pelajaran yang di ajarkan dari TK sampai SMA. Buku teks diperguruan tinggi dibagi atas dua bagian yaitu buku eksak dan buku non eksak.

Sedangkan buku non teks juga dibagi atas dua kelompok besar yaitu buku fiksi dan nonfiksi. Buku fiksi bisa berupa komik, antologi, novel, sastra, dan yang lainnya. Nonfiksi berupa cerita anak, umum popular, komputer internet, agama, hobi dan tulisan khusus. Menulis buku boleh ditulis oleh satu orang atau lebih, dan boleh di terbitkan oleh lebih dari satu lembaga. Agar terbentuk tertib market setiap lembaga, sehingga buku tersebut sudah ada pasarnya minimal oleh anggota lembaga tersebut. Ada juga buku yang diterbitkan atas kerjasama penerbit dengan kampus, seperti penerbit Andi yang bekerjasama dengan UGM. Ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan masyarakat umum. Hal seperti ini sangat menguntungkan karena setiap tahun sudah jelas pasarnya.

Buku yang ditulis oleh lebih dari satu orang disebut polichapter, tiap penulis dapat jatah satu chapter (satu bab) yang harus diselesaikan tepat waktu dengan rasa tanggung jawab kemudian baru nanti disatukan. Dan ini bisa dilakukan di kelas menulis ini agar lebih cepat terbitnya.


Saat Pak Joko memperlihatkan slide di atas yang dibarengi dengan beberapa pertanyaan, maka jawaban dari pertanyaan itu sudah jelas bahwa kita sudah berada di kelas yang tepat. Kelas ini akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis hebat yang dapat menghasilkan karya-karya yang cemerlang. Karena setiap akhir pertemuan kita sudah ditempa dengan kewajiban membuat resume dan mengumpulkannya. Hasil akhir dari kegiatan selama ini, peserta harus bisa menghasilkan buku solo, itu artinya kita sudah berada pada level paling atas karena sudah  bertekad untuk menulis dan menyelesaikan tulisan itu.

Setelah tulisan kita selesai maka pastilah kita ingin menerbitkannya. Maka narasumber juga menjelaskan proses penerbitan buku. Industri penerbitan buku itu sendiri sangatlah rumit karena melibatkan stakeholder atau pihak-pihak yang jumlahnya banyak. Pihak-pihak tersebut adalah lembaga dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai banyak karyawan seperti penerbit Andi.

Pak Joko menjelaskan bahwa penulis adalah merupakan orang yang paling mulia, karena penulis telah dapat menghidupi banyak orang. Terkadang penulis tidak sadar kalau hidupnya sangat penting bagi orang lain. Misalnya, walaupun kita baru berhasil menyelesaikan satu judul buku yang diterbitkan di penerbit mayor, maka kegiatan ekonomi akan dijalankan banyak pihak. Pada proses penerbitan sebuah buku akan melibatkan banyak orang sehingga orang-orang yang terlibat itu mempunyai pekerjaan, memiliki gaji tetap, bisa menghidupi keluarganya, dan lain sebagainya. Maka dari itu upah yang diberikan kepada para penulis adalah sangat besar yaitu surga.

Ada beberapa proses penerbitan naskah menjadi buku yang disampaikan oleh narasumber yaitu sebagai berikut:

1.  Naskah dikirim ke penerbit dan penerbit mempelajari naskah tersebut apakah sesuai dengan kriteria penerbit atau tidak.

2.    Penerbit memberitahu kepada penulis bahwa naskah penulis telah diterima melalui email atau WA.

3.  Penulis mengirim naskah lengkap berupa softcopy ke penerbit dan menandatangani surat perjanjian penerbitan.

4.       Penerbit mengedit naskah dan membuat desain cover, setting isi dan lainnya.

5.   Penerbit menentukan ukuran buku, fontasi, hiasan. Inilah yang disebut dami. Dami adalah naskah yang sudah jadi buku, tetapi belum dicetak.

6.       Penerbit mengirim dami ke penulis untuk dikoreksi sebelum dicetak.

7.       Setelah dikoreksi, dami dikirim kembali ke penerbit untuk dikoreksi ulang.

8.       Penerbit mencetak buku dan diedarkan ke konsumen.

 

Adapun naskah yang bisa diterbitkan oleh penerbit mayor adalah naskah yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1.   Tema tidak populer tapi penulisnya populer, meskipun tema yang diangkat tidak populer tetapi penulis adalah orang terkenal, maka penerbit berani menerbitkan naskah ini.

2.   Temanya populer tetapi penulis tidak populer, buku jenis ini pasti langsung akan diterbitkan.

3. Tema populer penulisnya tidak populer, walaupun penulis tidak terkenal, tetapi tema yang diangkat sedang populer saat ini, maka peluang untuk diterbitkan sangat besar.

4.   Jika tema tak popular dan juga penulis tidak populer, maka tulisan ini pasti tidak akan diterbitkan

Itulah beberapa hal yang disampaikan oleh Pak Joko terkait tentang penulisan buku yang harus kita perhatikan dalam menulis jika buku kita ingin diterbitkan oleh penerbit apalagi penerbit mayor. Semoga tulisan kita mampu untuk menembus penerbit mayor, Insyaallah.

1 komentar:

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...