Selasa, 17 November 2020

BUKU KOMPILASI ARTIKEL

 

BELAJAR MENULIS GELOMBANG 16

Resume Pelatihan 19

Pemateri           : Taufik Hidayat SE, S.Si, M.Si.( 0812-9463-0266)

Moderator        : Aam Nurhasanah

Inspirator         : Om Jay

 

 

Seperti beberapa kali pertemuan belakangan ini, sebelum kelas dimulai peserta diajak oleh moderator untuk memanjatkan doa demi kesembuhan sang inspirator kelas ini. Om Jay memang saat ini lagi sakit yang dikabarkan terinveksi virus covid-19. Peserta diminta untuk membacakan surah Alfatihah. Semoga dengan doa yang dipanjatkan oleh peserta Om Jay dapat segera sembuh.

Kembali malam ini yang bertindak sebagai nahkoda kelas adalah Ibu Aam Nurhasanah dari Lebak. Ibu moderator memperkenalkan sang narasumber yang akan memberikan materi, beliau adalah Bapak Taufik Hidayat, S.E, S.Si, M.Si. Pak Taufik yang memiliki nama pena TAUFIK UIEKS adalah seorang dosen dan penulis buku. Memiliki karier didunia penerbangan membuat beliau mampu menyinggahi 70 negara dan 5 benua. Sungguh sangat luar biasa.

Sebelum menyampaikan materi Pak Taufik meminta izin untuk menunaikan sholat Isya terlebih dahulu. Namun sebelumnya beliau telah menitipkan hidangan yang bisa dinikmati oleh para peserta sambil menunggu kehadirannya di kelas. Akupun ikut mencicipi suguhan tersebut, dan ternyata wow. Sangat diluar dugaan, ada misteri di sebuah kota yang penuh dengan gemerlapnya kehidupan dunia malam. Siapa sangka kota metropolitan yang cukup terkenal dibelahan dunia ternyata ada arwah yang gentayangan di deretan Theatre yang menjadi salah satu ikon Manhattan.

Lumayan banyak kisah misteri dari perjalanan sang narasumber yang disuguhkannya, dan diantaranya terselip sebuah tulisan berupa artikel tentang masjid Niujie di Beijing dalam buku jejak langkah menuju Baitullah jilid ke 3. Ditengah lagi asiknya menikmati tulisan demi tulisan tersebut, tanpa disadari Pak Taufik telah memasuki kelas. Dengan mengucapkan salam dan meminta maaf kepada para peserta kelas atas keterlambatannya untuk hadir di kelas. Tanpa membuang waktu lagi Ibu moderator langsung mempersilahkan Pak Taufik untuk berbagi cerita tentang pengalamannya dalam menulis.

Pada kesempatan kali ini Pak Taufik akan bercerita tentang pengalaman beliau menulis bedasarkan perjalanan yang dilakukan. Dari suatu kisah perjalanan bisa menjelma menjadi sebuah tulisan yang berbentuk artikel atau bahkan menjadi sebuah buku. Banyak kisah perjalanan yang beliau tulis di blog, majalah seperti majalah Intisari, majalah Angkasa, majalah Colour Garuda dan masih banyak lagi yang lainnya. Bahkan sebagian dari tulisan beliau tersebut dituliskannya dalam bentuk buku. Berikut adalah beberapa buku karangan Pak Taufik dengan menggunakan nama pena Taufik Uieks yang sudah mulai beliau tulis sejak tahun 2004:

1.       Mengenbara ke masjid-masjid di pelosok dunia (Peniti Media tahun 2015).

2.       1001 masjid di 5 benua  (Mizan 2016).

3.       Jejak langkah menuju Baitullah jilid 1-3 (Tahun 2020).

4.       Tanasya ke Masa Depan Jikid 1-2

Setiap perjalanan yang dilakukannya selalu beliau abadikan dalam tulisan baik berupa artikel maupun buku. Agar bisa merubah perjalanan menjadi sebuah artikel, menurut Pak Taufik ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya adalah:

1.       Mengamati.

2.       Membuat foto

3.       Diskusi wawancara

4.       Mencari informasi tambahan

5.       Mencari keunikan

6.       Merangkum dalam tulisan

Bagi Pak Taufik sendiri melakukan perjalanan apalagi ke mancanegara adalah merupakan momen untuk mengetahui mengenai budaya, bahasa, kebiasaan dan sejarah tempat yang dikunjungi. Lalu kita dapat menceritakannya kembali berdasarkan foto yang ada, mengingat kembali detail keadaan ruangan arsitektur bangunan, bahkan yang tidak kalah pentingnya kita juga harus memperhatikan siapa saja yang ada dan suasana di sekitar tempat tersebut.

Selanjutnya Pak Taufik memberikan sebuah contoh tulisan beliau yang berupa artikel dan dimuat di majalah Intisari dengan judul “Langlang untuk Pak Taufik”. Artikel ini adalah merupakan contoh dimana kita bisa menceritakan pengalaman travelling dengan foto-foto dan menuliskannya untuk majalah agar bisa dinikmati orang banyak. Kita dapat menggunakan bahasa yang sederhana tetapi menarik. Jadi kita coba menciptakan semacam branding pada tulisan kita, jelasnya. Di setiap tulisannya, Pak Taufik selalu memasukkan sedikit dialog atau percakapan dalam bahasa lokal walau hanya bisa sedikit-sedikit. Hal ini akan membuat tulisan beliau menjadi lebih menarik dan hidup.

Selanjutnya Pak Taufik berbagi pengalaman tentang menulis buku. Dimana buku yang dihasilkan beliau adalah hasil dari kompilasi dari beberapa artikel dengan tema yang sama. Jadi beliau mengumpulkan artikel-artikelnya yang memiliki tema sama, dan setelah terkumpul barulah diterbitkan menjadi sebuah buku. Contonya adalah tentang perjalanan beliau ke masjid-masjid. Satu demi satu artikel mengenai masjid dikumpulkan dan kalau sudah banyak bisa menjadi buku.

Sepertinya narasumber malam ini menjadikan masjid sebagai sasaran utama beliau jika berkunjung ke suatu tempat. Ini dapat dilihat dari jumlah tulisan beliau tentang masjid. Setiap kali beliau mampir ke sebuah masjid maka beliau akan usahakan untuk mengabadikannya berupa foto dan tulisan. Menurut Pak Taufik tidak mudah mencari masjid di luar negeri. Memang ada sih yang gampang, tetapi juga ada yang sangat susah sekali seperti di Athena Yunani.

Selama melanglangbuana sudah banyak artikel yang dihasilkan oleh Pak Taufik. Tulisan beliau sangat mudah dijumpai diberbagai media dengan nama pena Taufik Uieks. Kita bisa jumpai tulisan beliau pada beberapa link berikut:

1.       https://en.minanews.net/taufik-uieks-masjid-wander-50-countries/

2.    https://www.kompasiana.com/taufikuieks/54f38056745513a42b6c77f2/di-brunei-belajar-bahasa-cina-gratis-loh

3.      https://www.risalahmisteri.com/detail/524/gadis-bergaun-putih-dari-buenos-aires

4. https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5519e38ba33311681cb65971/secangkir-kopi-untuk-perdamaian-dari-rwanda

5.  https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5508ea28813311931cb1e273/menjadi-marbot-di-masjid-bawah-tanah-di-athena-lawatan-ke-masjid-masjid-di-mancanegara-10

Pertemuan malam ini diakhiri Pak Taufik dengan membagikan motto hidupnya:

“Hidup adalah suatu perjalanaan, karena itu  kita harus selalu siap akan kejutan-kejutannya yang nikmat”.

1 komentar:

  1. Wah resume yg lengkap bu, cuma ada sedikit cooas yg blm teredit yah?
    4. Tanasya ke masa depan jikid 1-2, mari semanagat terus...

    BalasHapus

Aksi Nyata- Modul 1.4 Pembentukan dan Penerapan Keyakinan Kelas

 A.  Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berkarakter Prof...